BERBUAT KEBAIKAN

Berbuat baik tidak saja sebuah anjuran, tapi suatu kewajiban. Setiap muslim wajib melakukan kewajiban sesuai dengan kemampuan nya. Saking banyaknya jenis kewajiban yang ada di dunia ini, tak seorangpun tak mampu melakukan. Asal mau, pasti bisa. Tugas hidup manusia memang berbuat kebaikan semaksimal mungkin. Sayang, banyak manusia tak mau. Itulah yang diriwayatkan Abu Hanifah dari perkataan Rasulullah, "kebaikan itu banyak tapi pengamalnya sedikit".

kebaikan itu selain banyak jumlahnya juga gampang pelaksanaannya. Bisa tanpa biaya, tanpa tenaga, tanpa fikiran dan tanpa pengorbanan. Sekedar diam untuk menahan ucapan kotor sudah termasuk melakukan kebaikan. Siapa yang tidak bisa bila sekedar diam saja? Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, tidak setiap kami memiliki sesuatu untuk disedekahkan, " ada pula yang berkata, "wahai Nabi Allah, maka bagaimana orang yang tidak mendapatkan sesuatu untuk disedekahkan?". Beliau bersabda, "bekerja secara mandiri dan bersedekah". "Jika tidak ada yang disedekahkan?"tanya para sahabat lagi. Rasulullah menjawab, "menolong orang yang membutuhkan sesuatu secara mendesak". Mereka bertanya lagi, "andaikan tidak mampu melakukan itu?" Rasul menjawab, menyuruh orang pada yang ma'ruf". Mereka bertanya lagi, jika tidak mampu melakukan itu?". Rasul menjawab " mencegah diri sendiri dari kejahatan, itu juga termasuk sedekah".

Menilik hadits diatas rasa nya tak seorangpun yang bisa beralasan tak mampu melaksanakan kebaikan. Semua pasti bisa, hanya saja seberapa banyak masing-masing bisa mengumpulkannya. Semakin banyak kebaikan yang berhasil dikumpulkan, berarti semakin solih seseorang. " Sebaik-baik manusia adalah bermanfaat untuk orang lain". 

Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa orang yang paling disenangi Allah adalah orang yang membawa kegembiraan bagi saudaranya sesama muslim. Bahkan mereka yang telah mampu menghilangkan kesusahan orang lain, membayar hutangnya, mengentaskan kelaparannya, atau menemaninya dalam perbuatan yang ma'ruf, maka pahalanya lebih besar dari pada i'tikaf selama sebulan di masjid Nabawi. " Jangan pernah meremehkan sedikit pun kebaikan meskipun hanya menjumpai kawan dengan wajah ceria". Tersenyum merupakan kebaikan disisi Allah. Sederhana tapi besar artinya bagi kehidupan manusia. Dengan senyum orang akan termotivasi untuk melakukan hal-hal yang positif. Sebaliknya, tanpa senyum gairah hidup meredup, semangat kerja menurun, hubungan sosial menjadi kaku.

Tidak heran jika Rasulullah menempatkan senyum sebagai shodaqoh. Sebab dengan senyuman seseorang telah memberikan suntikan kebaikan. 

Kebaikan sederhana lain yang tak kecil artinya adalah menahan amarah disaat seseorang mampu melakukannya. Ganjaran bagi yang mampu melakukan adalah keridhoan Allah pada hari kiamat. Diriwayatkan Abu Hurairah " barang siapa yang mampu menahan amarahnya, padahal dia berkuasa untuk melampiaskannya, maka Allah akan memanggilnya dihari kiamat untuk tampil didepan makhlukNya dan memilih bidadari yang disukainya.

Disuatu hari budak perempuan Maimun diperintahkan untuk membawa gulai kepada tuannya. Akan tetapi sial bagi wanita itu, ditengah jalan ia tersandung hingga gulai itu tumpah. Kontan Maimun hendak memukulnya. Akan tetapi sebelum terjadi, sibudak sempat mengingatkan sebuah ayat Allah, " orang-orang yang menafkahkan hartanya baik diwaktu lapang maupun sempit dan orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang lain, Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan".(QS. Ali Imran 134). Mendengar ayat itu Maimun berkata pada budaknya, " aku telah memaafkanmu dan sejak hari ini aku telah memerdekakan kamu karena Allah. " Orang yang pemurah hati dekat dengan Allah, dekat dengan surga, dekat dengan manusia, jauh dari neraka. Sedangkan orang yang Bakhil jauh dari Allah, jauh dari surga, jauh dari manusia dan dekat dengan neraka.

Seorang muslim disifatkan oleh Nabi sebagai sosok manusia yang penuh kasih sayang. Akhlaqul Karimah selalu mengisi setiap langkah. Dalam situasi yang sesulit apapun disempatkan untuk mengumpulkan sebanyak banyaknya kebaikan.


Komentar